Postingan

Laili, jangan bersedih

Gambar
•Angin di luar berhembus kencang,malam membalut sepi.Laili mempercepat langkahnya, sepatu kets bututnya menyisir jalan setapak. Laili mendekap kantong plastik hitam sambil berlari-lari kecil, kanan kiri jalan terlihat sepi hanya susunan kardus-kardus usang teronggok di pinggir jalan.Terdengar suara jangkrik bernyanyi menyambut Laili di balik kegelapan malam. •Laili membuka pintu perlahan, masuk dengan langkah mengendap menuju kamar adiknya Bagas. Di dapatkan tubuh mungil Bagas menggigil hebat.Laili bergegas menarik beberapa lembar kain dari lemari plastiknya untuk menyelimuti Bagas dan segera membuatkan minuman  hangat. Laili memeriksa tubuh adiknya suhu badannya panas, diambil lah sebaskom air dan sehelai sapu tangan kecil untuk mengompres Bagas. •Laili dan Bagas hidup sebatang kara, mereka tinggal di perumahan penduduk yang kumuh. Orang tua mereka sudah lama tiada, kakeknya baru-baru ini meninggal dunia karena TBC. Untuk mempertahankan hidup, Laili bekerja serabutan membantu engkong-

Senja di Kereta

Pukul 5 sore, Privat berakhir,saatnya Aliya pulang. Aliya pamit kemudian menuju stasiun kereta terdekat. Penumpang kereta tidak terlalu ramai hari itu. Aliya segera naik dan duduk di bangku tengah, kemudian bergeser ke kanan.Di sampingnya duduk seorang ibu separuh baya bersama putrinya. Aliya bertanya kepada ibu tersebut “Mau kemana bu?” “Kita mau ke pulo mas, tadi saya nunggu bus sangat lama, jadi naik kereta saja, taksi online gak ada yang mau, pada membatalin pesanan.” “Oh, kenapa ya bu?” Aliya bertanya sambil membuka Handphonenya. “Mungkin, dikiranya pulo mas banjir ha..” ibu itu tertawa dan Aliya pun ikut tertawa. “Karena macet juga mungkin bu..” Aliya menambahkan reason nya taksi online. Ibu itu banyak bertanya ke Aliya, tentang asal darimana, kuliahnya dulu jurusan apa, mengajar apa, dan akhirnya dia berani bertanya:“ sudah lama pakai syari eh apa syar'i ya dek? terus pakaiannya harus yang gelap-gelap gak boleh warna ngejreng ya? Seperti model-model sekarang modis,secara sy

Bertemu dan berpisah karena Allah

وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ “Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah semata-mata karena Allah.” Mengawali hari dengan Bismillah, lidah berdzikir pagi dan petang. Burung berkicau bertasbih, memuji nama Allah. Gulungan ombak di lautan biru yang luas pun bergemuruh bertasbih. Angin berdesir pelan, menyapa daun nyiur melambai ditepi pantai. Tidak ada seorangpun yang tahu hari ini, esok atau lusa untuk bertemu dengan siapa. Bisa sosok baik atau buruk yang akan dihadirkan. Namun seiring bergulirnya roda hari, menjemput rajutan takdir. Hikmah baik atau jejak hitam kah yang membekas. Semua adalah proses panjang perjalanan kita menuju Rabbul ‘Alamiin. Sebuah pertemuan menciptakan harapan untuk bersama, namun tidak semua pertemuan berakhir dengan kebersamaan,bahkan perpisahan sudah membayang di gerbang perjumpaan. Hanya orang-orang yang setia yang akan membersamai dan menemani perjuangan panjang, mengiringi langkah

Ibu adalah guru yang pertama

الأم مدرسة الاولى لبناتها Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. “Rumahku Surgaku” adalah motto hidup dan cita-cita untuk membangun suatu rumah tangga. Pondasi nya tidak cukup dengan cinta namun harus disertai dengan ilmu. Di dalam rumah itulah ayah dan ibu menjadi sosok tauladan bagi anak-anaknya. Terutama seorang ibu, sebagai orang pertama yang paling dekat dengan anak-anaknya dan memberikan pengajaran di setiap harinya. Alkisah seorang ibunda ulama terkenal imam Maliki memberikan pesan kepada anaknya ketika hendak berangkat ke Majelis ilmu, ibunda Maliki berkata “Sekarang, pergilah ke majelis Rabi’ah, dan pelajari bagaimana adabnya sebelum engkau ambil ilmunya.“  Hal yang sama diajarkan oleh bunda Ulama asal Mauritania kepada As-Syaibani, kemudian As-Syaibani mengajarkan kepada putranya,ketika hendak menitipkan putranya ke guru besar saat itu dan berkata “Aku tak ingin engkau mengajari anak ini satu ilmu pun. Aku hanya ingin dia mempelajari tingkah laku dan adabmu. Maka biark

Manajemen Qolbu

Gambar
Iman apakah engkau masih menjadi harta yang berharga ? Bicara tentang harta dan kemewahannya pasti tidak akan pernah ada habisnya . Harta, Tahta, Wanita Kalau imannya tidak kuat ,pasti akan terjerumus dan terperangkap didalamnya Bicara tentang uang , dan kroninya pasti tidak akan pernah habisnya, Cek, Bilyet/Giro Deposito. Kalau imannya tidak kuat ,pasti akan terjerumus dan terperangkap didalamnya. Dengan harta/uang yang banyak , orang bisa membeli apa saja, Rumah mewah, mobil, travelling keliling dunia, bahkan sampai menu makanan sehari-hari pun berlevel “high class “ Bagaimana dengan orang yang tidak punya uang banyak, hidup nya sederhana, ngangkot, jalan-jalan sekitar kota saja sudah cukup, bahkan bisa makan sekali dalam satu hari saja sudah Alhamdulillah. ‘JANGAN BERSEDIH ! “ Ilustrasi diatas bukan menceritakan orang –orang yang tidak punya, tapi ilustrasi ini sebagai analogi , bahwa harta/uang yang banyak,kalau diibaratkan dengan iman yang tinggi akan berpengaruh

"ilmu itu ibarat mutiara, ilmu yang kita punya adalah mutiara yang sudah terangkat dari dasar laut, pada dasarnya masih banyak mutiara di dalam laut yang lebih berkilau" (buya hamka)

teruslah belajar karena ilmuNya begitu luas ″Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah(kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat (ilmu) Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana” (QS.Lukman:27) “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”  (H.R Muslim) Rasulullah bersabda : "Siapa yang menghendaki kebahagiaan hidup dunia, harus dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki kebahagiaan akhirat harus dengan ilmu, dan barangsiapa menghendaki kebahgiaan keduanya (dunia & akhirat) juga harus dengan ilmu ( HR. Thabrani ) "Setiap kali aku merasa malas belajar, aku selalu ingat bahwa anak-anakku kelak berhak dilahirkan dari rahim seorang perempuan yang cerdas"