Manajemen Qolbu



Iman apakah engkau masih menjadi harta yang berharga ?


Bicara tentang harta dan kemewahannya pasti tidak akan pernah ada habisnya .
Harta,
Tahta,
Wanita

Kalau imannya tidak kuat ,pasti akan terjerumus dan terperangkap didalamnya

Bicara tentang uang , dan kroninya pasti tidak akan pernah habisnya,
Cek,
Bilyet/Giro
Deposito.

Kalau imannya tidak kuat ,pasti akan terjerumus dan terperangkap didalamnya.

Dengan harta/uang yang banyak , orang bisa membeli apa saja, Rumah mewah, mobil, travelling keliling dunia, bahkan sampai menu makanan sehari-hari pun berlevel “high class “

Bagaimana dengan orang yang tidak punya uang banyak, hidup nya sederhana, ngangkot, jalan-jalan sekitar kota saja sudah cukup, bahkan bisa makan sekali dalam satu hari saja sudah Alhamdulillah.

‘JANGAN BERSEDIH ! “
Ilustrasi diatas bukan menceritakan orang –orang yang tidak punya, tapi ilustrasi ini sebagai analogi , bahwa harta/uang yang banyak,kalau diibaratkan dengan iman yang tinggi akan berpengaruh baik dengan ruh-ruh kita.

Melirik persamaan dasar Akuntansi
Harta= kewajiban + Modal
Iman  =Kewajiban + Modal 

Nah ,,dalam hal ini iman adalah harta, dan kewajibannya adalah mengikuti dan mentaati peraturan yang sudah disyariatkan oleh Allah Swt dan ini seperti halnya hutang yang akan ditagih dan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt di akhirat nanti  Sedangkan modal , adalah  pondasi dasar untuk mendirikan suatu perusahaan ,dalam hal iman , pondasi dasar kita sebagai umat islam adalah kalimat dua kalimat syahadat” Asyahdu Allaa ilaaha illallaah wa asyahadu anna muhammadar Rasulullah “

Misal :
1.       Ketika kita menghadapi masalah rumit ..., kalau iman kita tinggi ,kita hadapi dengan amalan positif , kita beri makan ruh kita dengan sebakul nasi ikhlas, semangkuk sayur sabar, sepiring sambal Husnuzhan, segelas jus ketabahan, dan sepotong buah semangka (semangat Kaka’ ^___^) , kalau kita hitung harganya dalam  kurs dolar :
Sebakul nasi ikhlas 50 $, Sayur sabar 30 $, sambal Husnudzan 25 $ , Jus ketabahan 25 $, buah semangka 25$, Total = 155 $ , kalau dikonvertkan ke rupiah berapa hayo? mungkinlah berkisar Rp. 1.860.000 (wow banget)

2.       Ketika kita mengahadapi masalah rumit dengan iman yang anjlok,lagi futur, pasti kita hadapi dengan sikap-sikap yang negatif, ruh diberi makan makanan yang murah  dengan sebakul nasi marah, semangkuk sayur jengkel, sepiring sambal Su’udzan, segelas jus dengki, dan sepotong buah mengkudu (rasanya Pahiiit) , kalau dihitung dalam kurs dolar :
Sebakul nasi marah : 3 $, sayur jengkel 2$, sambal suuzan 1,5 $, jus degki 1 $, dan buah mengkudu 1$ , total 8,5 $,= Rp.102.000 ( wah termasuk oke juga nih kalo makan 1 kali di Indonesia jumlahnya begini ..he he..)

Nah, sahabat,iman itu perlu di charge,pastinya kita tidak mau menjadi konsumen yang nomor dua, maunya jadi konsumen yang nomor 1, yaa kadang ada kemungkinan kita melakoni konsumen yg nomor dua, karena iman itu yazid wa yanqush, iman itu kadang bertambah atau berkurang,karena kita bukanlah nabi/rasul yang imannya selalu dijaga oleh Allah,memang manusia adalah makhluk yang lemah, namun kadang keimanannya bisa melebihi malaikat  tapi bisa juga sebaliknya lebih rendah dari iblis,, karena itu kalo iman lagi turun ,cepet-cepet naik dong jangan dibiarkan , bersahabatlah dengan Al-Qur’an, majelis ilmu/ta’lim, berkumpul dengan orang-orang shaleh,perbanyak istighfar, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput, disaat iman lagi naik atau turun kah ?

Karena itu semangat dan selalu berusaha untuk memelihara iman didalam qolbu dan senantiasa menjadikannya sebagai harta terbesar dan  berharga dalam hidup kita. In syaa Allah dengan iman yang baik kita bisa menghadapi problematika hidup dengan bijak.

#edisi memperbaiki diri
Jakarta , 6 Rajab 1436 H/ 25-04-2015
Edelweis dilangit Biru
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"ilmu itu ibarat mutiara, ilmu yang kita punya adalah mutiara yang sudah terangkat dari dasar laut, pada dasarnya masih banyak mutiara di dalam laut yang lebih berkilau" (buya hamka)

Senja di Kereta

Bertemu dan berpisah karena Allah